MAMUJU, – Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Sulbar bersama Balai Pengkajian Tekhnologi Pertanian (BPTP) Sulbar telah merampungkan hasil penelitian awal terhadap potensi pisang di Sulbar.
Kedua pihak pun sepakat, memokuskan pengembangan budi daya pisang khas Sul-bar yang dalam bahasa Mandar disebut Loka Pere. Pisang jenis ini, masih ditemukan di Desa Adolang Kecamatan Pamboang, Majene. Diketahui, Loka Pere pernah meraih juara I tingkat nasional yang mewakili Makassar. Jenis pisang ini hanya terdapat di Kabupaten Majene. Pemberian nama Loka Pere karena berdasarkan bentuknya yang rata-rata bengkok (bahasa Mandar “Pere”). Keberadaan pisang tersebut sudah ada sejak nenek moyang, dimanfaatkan penduduk setempat sebagai makanan pokok dalam bentuk loka anjoroi (pisang direbus kemudian diberi santan).
“Kelebihan jenis pisang ini adalah rasa buahnya enak, manis, dan tetap keras meskipun telah masak. Juga tahan disimpan lama. Dari pengakuan sejumlah masyarakat, pisang ini punya kelebihan diantara pisang lain. Biasa dijadikan bekal bagi nelayan, karena bisa bertahan lama. Ini yang menarik,” ujar Peneliti BPTP Balitbangtan Sulbar Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Marten Pasang Sirappa dalam pemaparan di Kantor Balitbangda Sulbar, Senin 22 November.
Marten mengaku tertarik melakukan penelitian terhadap Loka Pere di Sulbar ini, sejak 2014. Sebab jenis pisang itu
menjadi khas daerah Sulbar. “Untuk saat ini baru ditemukan di Adolang. Kita belum tahu di daerah lain,” ujar Marten. Penelitian terhadap Loka Pere baru satu-satunya di Indonesia. “Ini tanaman lokal kita, cuma ada di Desa Adolang,” ungkapnya.
Tak hanya pihak BPTP Sulbar, kata Marten, terdapat perusahaan dari Amerika Serikat juga tertarik menjadikan Loka
Pere ini menjadi sampel penelitian. “Peneliti PT Sandrai itu tertarik. Itu sudah mau jalan, tapi dua tahun ini pandemi,” ungkapnya. Kepala Balitbangda Sulbar Safaruddin Sanusi mengatakan, diperlukan kerjasama berbagai pihak agar tanaman Loka Pere dilestarikan dengan baik. Apalagi, potensi pengembangan pisang ini di wilayah Majene sangat besar. Karenanya, Safaruddin mendukung BPTP Sulbar segera melakukan sosialisasi awal terkait pengembangan Loka Pere di Sulbar. Bahkan menurutnya, dengan hasil penelitian, atau paparan atas kandungan Loka Pere tersebut, bisa mendongkrak nilai jual komoditas ini.
“Nilai jualnya bisa ditingkatkan. Ada peluang untuk melihat potensi pengembangan lebih jauh,” ungkapnya.
Pada pertemuan kemarin, pihak peneliti juga memaparkan hasil penelitian awal, dimana terdapat delapan kandungan dalam Loka Pere yang memiliki khasiat tinggi. Apalagi di saat pisang matang sempurna.
Asisten III Pemprov Sulbar Jamil Barambangi menyampaikan pun tertarik dengan hasil penelitian BPTP Sulbar. Bahkan
ia berharap pihak peneliti terus melakukan pemetaan, khususnya pada pengembangan Loka Pere serta potensi industri pisang jenis tersebut.
“Yang perlu dipikirkan adalah pengembangannya, lalu industrinya. Coba didesain. Jika perlu dibuat dalam bentuk herbal,” ungkapnya.
Artikel ini merupakan tulisan yang diterbitkan oleh Radar Sulbar Selasa, 23 November 2021.