MAMUJU—Bertempat di Marasa Corner, Kompleks Gubernur Sulbar pada Kamis 02 Desember 2021, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Sulawesi Barat, bekerjasama dengan Balai Pengkajian Tenologi Pertanian (BPTP) Sulbar, menggelar Seminar Hasil Penelitian Kajian Kandungan Nutrisi Loka Pere.
Loka Pere merupakan salah satu jenis pisang yang merupakan pisang endemik Majene dari banyak jenis pisang yang ada di Sulbar. Loka Pere sudah teregister di Pusat Perlindungan Varietas dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) dengan Nomor 502/PVL/2018. Nama varietasnya, Loka Pere sehingga Loka Pere tidak bisa lagi diklaim oleh daerah lain. Pisang ini ditemukan di Adolang, Kecamatan Pamboang, Majene. Bahkan Loka Pere pernah meraih juara I tingkat nasional yang mewakili Makassar. Itulah yang menjadi daya tarik pihaknya bekerja sama Balai Pengkajian Tekhnologi Pertanian (BPTP) Sulbar meneliti Loka Pere.
Hasil dari penelitian ini disosialisasikan melalui seminar hasil penelitian di Marasa Corner Kompelks Kantor Gubernur Sulbar “Ini bisa menjadi keunikan dan khas di daerah kita. Seminar ini adalah bagian dari upaya sosialisasi kandungan Loka Pere kepada masyarakat, dengan harapan dapat dikembangkan lagi” Ujar Safaruddin.
“Makanya kami undang OPD terkait. Baik pertanian, perkebunan dan Bank Indonesia dan instansi lainnya. Termasuk Kepala Desa Adolang sebagai lumbung Loka Pere di Majene. Pihaknya mengaku, sudah mendapatkan dukungan 2.500 hektar dimajene yang merupakan lokus pengembangan Loka Pere di Sulbar. Misinya, Loka Pere menambah ikon di daerah. Dengan begitu, ketika wisatawan mancanegara masuk Sulbar, selain mencari sarung khas Sulbar yang sudah lebih dulu menjadi icon di Sulbar, juga akan mencari Produk dari Loka Pere karena nilai jualnya yang banyak, termasuk menjadi obat kuat alami” ungkapnya.
“Tadi tim peneliti banyak menjelaskan karena kita kerjasamakan dengan BPTP, menjelaskan sedetailnya dari Loka Pere termasuk kandungan kaliumnya, dimana nutrisinya lima kali lipat dari pisang atau makanan bernutrisi yang lain, ini sangat luar biasa dan ini bisa dijadikan suatu model baru yang tidak ada di provinsi manapun,” Tutur Safaruddin.
Safaruddin menambahkan, Dari hasil seminar ini, sejumlah stakeholder terkait siap mendukung pengembangan Loka Pere kedepannya. “Ini kajiannya dulu dan nanti akan tadi juga ada dari BI yang siap untuk membantu pengembangan Loka Pere nantinya, dan untuk produksinya juga tadi direspon oleh KADIN sehingga kedepan pengembangan secara massif, makanya perlu dukungan dari semua pihak utamanya opd dan stakeholder terkait. Pengembangan Loka Pere kedepannya bakal terwujud jika seluruh pihak mendukung hal tersebut. Tanpa adanya kolaborasi, mustahil untuk bisa mewujudkan pengembangan Loka Pere yang dapat mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kolaborasi harus dibangun, kemudian maindset untuk mengelola itu harus diprogramkan untuk jangka panjang, karena ini akan menjadi penunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat di Sulawesi Barat, kemudia jika didesain dengan formulasi yang baik, itu bisa dijadikan produk yang dapat dipasarkan di sejumlah mini market nantinya,” Ungkapnya.
Pada sambutannya, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Sulbar yang juga hadir pada kesempatan tersebut, Khaeruddin Anas mengatakan, penelitian Loka Pere tentu menjadi kebanggaan Sulbar. Karenanya ia pun mendukung agar mengembangkan hasil penelitian itu. “Hasil kajian ini menjadi suatu kekayaan khasanah Sulbar. Banyak hasil kajian penelitian yang menjadi keunggulan kita, sayangnya orang tidak tahu,” Ungkap Khaeruddin.
Ketut Indrayana, peneliti dari BPPT Sulbar membeberkan, kelebihan jenis pisang ini adalah buah rasanya enak, manis, tetap keras meskipun telah masak dan tahan disimpan lama, Kenyangnya tahan lama, dan salah satu khasiatnya meningkatkan hormon,” kata Indrayana.
Kegiatan ini merupakan Program yang ada di Bidang Ekopraswil Balitbangda dengan Bapak Muh. Alif Satria sebagai Kepala Bidangnya. Pada seminar Hasil ini pihak yang juga hadir adalah Ketua Kadin (Taslim Tammauni), Ka Lingkungan Hidup, Perwakilan dari BI ( Pak Fausan), Balitbangda Majene, Sekretaris Koperasi, Dinas Pariwisata, Dinas pertanian Majene, Biro umum, Statistik Provinsi, Dinas Pertanian provinsi, Dinas pertanian Majene, Karantina pertanian, Kepala Desa Adolang 1, Kepala Desa Adolang 2 dan peserta lainnya.